Hai masyarakat
Internet,
Akhirnya gue
nulis lagi.
Honestly,butuh
mood dan kemauan yang keras buat nulis blog ini. Juga butuh niat dan inspirasi.
Secara gue
emang anaknya mageran, bahkan ide gue yang udah numpuk di otak aja kadang tidak
bisa menggerakan tangan gue untuk menulis. Ya maap.
Sore ini
(saat gue nulis ini adalah di sore yang sejuk di kamar gue), gue membaca sebuah
artikel di laintodey, tentang seorang mantan pejabat, yang gue gausah sebut, takut
kena UU ITE, wkwk). Yang mana mantan pejabat ini sangat menginspirasi banyak
orang, banyak berjasa bagi masyarakat, namun sayangnya karena ada suatu hal
kasus menimpanya, dia harus dipenjara. Gue gak akan bahas kenapa dia dipenjara
ataupun opini gue tentang kasusnya dia ya, No.
Gue baca
berita, dia mengirimkan surat untuk istrinya, gak cuma surat, dia juga
mengirimkan bucket bunga, kenapa ngirim? Karena bertepatan dengan anniversary
pernikahan mereka. Gue baca surat itu dan gue terharu, gue nangis, gue bilang, “Anjir
siapa yang naroh bawang disini!” Joke receh sih, kaga ada bawang juga di kamar
gue.
Gue terharu
bukan karena romantisme mereka, bukan karena gue baper because nobody yang
ngirimin bunga for me, bukan karena gue iri gue belum anniversary (jangankan
annive, dayversay kalo ada juga gue kaga ngerayain). BUKAN.
Gue terharu
dengan beberapa potong kalimat belisu di suratnya yang mengatakan, “Tuhan,
terimakasih atas semua yang terjadi,” Well, di bagian pembuka surat, beliau juga
bilang, yang intinya dia bersyukur atas kejadian yang menimpa dia, dan dia
sudah menerimanya, ini mencakup kejadian, lingkungan, bahkan orang-orang yang
menyebabkan ini terjadi.
Lalu gue
stalk beberapa berita tentang beliau lagi, ada sebuah petikan kata-kata beliau
yang gue juga terharu. “Saya telah belajar mengampuni dan menerima semua ini,
jika untuk kebaikan kita dalam berbangsa dan bernegara,”
Kata-kata ini
mengingatkan gue pada salah satu orang yang sangat gue hormati sampai sekarang,
dan teladan gue dalam mencintai bangsa dan negara ini, Ir. Soekarno. Beliau
juga pernah berstatemen yang intinya demi kesatuan dan persatuan bangsa, beliau
menerima keadaannya ini (saat itu bapak Proklamator kita sedang dalam kondisi
menjadi Tahanan POlitik di masa pemerintahan Orba, yang kalian anak-anak 90-an
pasti tahu gimana … nya masa itu, saking … gue sampe gak berani nulis, takut
kena UU ITE, hehe)
Kedua tokoh
ini adalah The Real Big Heart bagi gue, gimana lu rela mengorbankan diri untuk
sesuatu yang lo cintai? Gue gak habis pikir, dan saat ini gue ngetik sambil
nangis, duh jadi burem layarnya…
Pengorbanan
yang gue maksud adalah, lo bahkan bisa MENERIMA keadaan yang (maaf) buruk yang
ditimbulkan karena kecintaan lo (dalam hal ini kedua tokoh kita) kepada Tanah
Air, Negara. Gue gak tau lo semua baca ini dapet poin gue atau gak. well…
Bagi gue,
cinta adalah pengorbanan, pengorbanan adalah sesuatu yang lo berikan (milik lo,
hak lo, milik lo yang harusnya GAK WAJIB BUAT LO KASI ke siapapun) untuk seuatu
yang lo cintai, karena lo tahu, itu diperlukan untuk kebaikan dan
kebahagiaannya, meskipun lu tahu juga itu membuat lu harus merelakan diri lu
sendiri. Dan pengorbanan ini ada pamrihnya, pamrihnya adalah kebahagiaan,
kesejahteraan dan segala yang baik bagi yang lo cintai.
Menurut gue
ini dalem, sampe gue kesulitan gimana merangkainya dengan kata-kata.
Cinta akan
tanah air membuat kedua tokoh ini rela mengorbankan sesuatu yang harusnya gak
mereka korbankan, bagi gue ini sangat mengherankan.
And now, how
about our spiritual Life?
Ada satu
tokoh yang juga the Real Big Heart dan cintanya tidak bisa tertandingi, namanya
Yesus. His Love Is all definition of Love itself. Bagi gue, cinta adalah
pengorbanan, dan itu gak gampang, tapi kalau lu bener-bener cinta, itu akan
jadi gampang.
Dari
perenungan ini, gue mikir,
”Tuhan, seberapa besar cintaMu padaku, aku bahkan gak berani menanyakan, karena TERLALU BESAR, and then now how about me? Have I given all my heart to You? Sudahkah aku rela mengorbankan sesuatu bagiMU? sudahkah aku bisa berkata, kalau Tuhan senang I do love it too, kalau keadaan ini memang pengaturan Tuhan aku menerima, kalau itu demi menyenangkan Dia aku rela.Cinta itu pengorbanan, sampai detik ini gue masih percaya itu, dan yang membuat lo sanggup berkorban bahkan bisa merasa ini bukan sesuatu yang berat adalah saat lo melihat yang lo cintai. Itu/Dia menjadi tenaga dan dorongan yang besar buat lo.
Lord, I want to learn to loving You everyday, more loving You everyday."
Akhir kata.
Thanks for
Reading, see ya next post.
No comments:
Post a Comment