Friday, December 22, 2017

Sebuah Kegalauan di Hari Ibu

PS : Please Bacanya sampai habis 😊  Dan gue tidak lagi berantem sama nyokap, dari semua Yg keliatannya negatif Ada bnyak kok Hal positif dari hasil didikan beliau,gw hanya mau tekankan endingnya 😉
I love my Mom 😊


22 Desember 2017

Today is Mother's day but i feel very bad because today i feel a little dissapoint with my mother.
why?   
I feel that my mother have a bad way to grow her childrens(?)

Malam ini gue mau nulis ini karena gue ngerasa gue perlu menulis, setidaknya untuk diri gue sendiri, di masa kini dan yang akan datang.
Menulis ini juga semoga membuat gue lega, karena jujur aja, malam ini gue agak kesel.

Dulu, hm, bukanya dulu sih, entah kapan, gue pernah merasa kagum, bangga, dan pengen banget seperti nyokap gue.
Tapi, kadang-kadang gue pengen banget engga seperti dia, khususnya dalam mendidik anak gue kelak.
Tapi ada pepatah mengatakan bahwa buah jatuh tidak akan jauh dari pohonnya.
It means that cara didik gue ke anak gue nanti juga akan seperti cara didik nyokap gue, ironis.
Ini seperti sebuah paradoks waktu, seperti sebuah lingkaran setan, seperti sebuah estafet yang gak akan berhenti, yang akan terus berulang dan berulang.
Seperti "kutukan" yang gak bisa dipatahkan dan akan terus menerus menurun dan gak bisa berhenti.

Jujur gue muak, gue kesal, dan gue gak terima dengan kenyataan ini.
what should i do to stop this "eternal cursed"?
Kenapa? Karena gue benci dan gue kesal dengan cara didik nyokap gue, ke anak-anaknya.
Bukan karena gue merasa dulu ditindas dan gue merasa merana.
Bukan karena nyokap gue jahat dan pilih kasih ke gue. BUKAN!

Gue sadar kalau gue belum jadi orangtua dan gue gak tau seberapa susahnya jadi ibu, seberapa susahnya mendidik anak dengan baik dan benar.
Tapi, gue sering merasa sangat kesal karena gue harus merasakan akibat dari cara didik nyokap gue ini.
Cara didik nyokap gue ke gue, gue gak komplain, karena entah benar atau salah dia mendidik gue, gue merasa bersyukur karena Tuhan baik.
Ya, Tuhan baik karena mengatur hidup gue sedemikian rupa sehingga gue bisa menemukan didikan-didikan dengan cara yang lain.
Bukan dari keluarga saja tapi dari orglain, lingkungan, bahkan Puji Tuhan ada gereja yang berperan mendidik gue, dan gue berada di gereja yang tepat.

Meskipun tetep aja, ada beberapa ajaran dan didikan nyokap nempel di diri gue, dan itu membuat gue terkadang merasa sulit dalam banyak hal. Contohnya dalam menerima sebuah masukan, melihat sebuah sudut pandang, menghadapi orang, benda, persoalan, dll.

Gue ga nyalahin beliau karena yaudahlah ya, gue anak pertama, namanya juga baru jadi ibu, ya pasti di anak pertama try and error.
Tapi ya Puji Tuhan gue masih ditolong Tuhan dengan ajaran dan didikan yang lain.

Cuman yang gue kesal, marah dan jengkel adalah, beliau mendidik adek-adek gue dengan cara yang gatau deh ya gue sangat gak setuju dengan cara dia.
Sebenernya gue sih bisa aja gak peduli, tapi karena terkadang ini kena di gue juga, gue jadi mulai peduli.
Pedulinya lebih ke, gue ga akan didik anak gue kayak gini. Tapi, kembali ke pepatah awal, emang bisa?
Like, nyokap gue membedakan cara didiknya, antara anak perempuan dan anak laki-laki.
Dan gue berjanji dalam hati, dan berharap, bahwa gue gak akan melakukan hal yang sama. Kenapa?
Nyokap gue sangat memanjakan anak lelakinya, saking manjanya, sampe bokap yang harusnya punya andil untuk menghajar anak-anaknya, sedikit banyak gak bisa melakukannya.
Karena nyokap gue terlalu memanjakan anak laki-lakinya, gue gaktau ini masuk akal atau engga?
Apa karena gue gak pernah ngerasain punya anak cowok sehingga gue gak tau kalau emang susah banget didik nak cowok? entah.

Gue gak ngerasa pilih kasih, tidak kok, karena gue malah bersyukur karena gue gak dimanja dari kecil, sehingga gue jadi anak yang mandiri.
Tapi, gue gak mau kelak punya anak cowok tapi manja, memble dan lemah kayak saudara laki-laki gue, kecuali yang paling kecil.
Dia orangnya kuat.
Dan gue juga gamau punya anak perempuan yang lemah kayak saudara perempuan gue, yang dikit-dikit minta duit, punya pemikiran aneh.
Gak bisa ngurus diri sendiri,terhadap hal remeh gak punya tanggungjawab, jorok, malas, keras kepala, dan banyak hal lain.
Gue gak tau ya apakah kelak mereka ini bisa berdiri diatas kaki mereka sendiri? Gue gak mau meng underestimate, let see.

Tapi yang jelas, banyak hal yang membuat gue berpikir dengan kondisi-kondisi yang gue lihat ini :
  1. Gue jadi malas menikah, karena gue gak mau menciptakan monster-monster karena metode yang tidak tepat ketika mendidik anak.
  2. Karena pada akhirnya gue akan menggunakan metode didikan orangtua gue maka gue jadi pesimis apakah gue bisa mengubah nasib keturunan guekelak?
  3. Gue merasa banyak hal ang salah dalam diri gue akibat pola pikir dan didikan dari nyokap, tapi gue gak sanggup untuk mengubahnya, gue jadi galau dan gue gak tau harus gimana.
  4. Gue gak bermaksud menyalahkan nyokap, tapi kepribadian gue sekarang ada andil beliau di dalamnya, dan banyak hal negatif yang gue benci dalam diri gue, dan gue gak tau harus gimana.
  5. Gue benci dengan saudara/i gue, karena menurut gue mereka adalah alien aneh yang tercipta oleh didikan nyokap gue yang aneh, sama halnya dengan gue yang aneh juga.

BUT
pada akhirnya ada satu hal positif yang gue dapatkan, bahwa ini membuktikan bahwa kita semua perlu Tuhan Yesus.

I mean, di dunia ini gaada orangtua yang punya cara didik yang paling bener untuk anak mereka, semua orangtua di dunia ini gak bermaksud menciptakan monster, tapi pada kenyataannya mereka menciptakan monster.
Mereka menciptakan anak-anak yang aneh dengan keanehan masing-masing, ada yag beneran aneh banget, ada yang mungkin anehnya ga gitu kelihatan.
Kita sebagai anak juga pasti gamau punya sifat aneh dalam diri kita, tapi terima gak terima kita punya, yang mana berasal dari orangtua kita.
Sekarang apa kita mau menyalahkan mereka? tentu gabisa dan gaada gunanya juga. 

Inilah kenapa setiap orang perlu Yesus. Karena di dunia ini gaada yang bisa mengubah manusia sebaik cara Yesus mengubah.Kenapa? karena ketika kita percaya Tuhan Yesus, selain dosa kita dihapus dan kita diselamatkan dari neraka, kita juga dilahirkan kembali memiliki hayat dan sifat Tuhan Yesus.everybody know Hayat dan Sifat Tuhan Yesus itu terunggul dan terbaik, hayat dan sifat ini ada di dalam setiap orang yang percaya, dan membuat mereka berubah sedikit demi sedikit.Sampai mereka semua serupa denganNya. Proses pengubahan ini yang batini, berasal dari dalam.Melalui terus bertumbuh di dalam hayat.
Jadi, jika kamu kecewa dengan dirimu yang aneh dan banyak kekurangan, jangan sedih dan jangan salahkan orangtuamu.
percayalah pada Tuhan Yesus, kalau sudah percaya?
Teruslah bertumbuh di dalam hayat Tuhan Yesus, melalui makan dan minum firmanNya yang membuatmu bertumbuh.

Melalui menikmati persekutuan dengan Dia, menerima terang, mengaku dosa, lalu bangkit lagi.
Persekutuan ini adalah secara yang pribadi dan juga bersama keluarga Allah yang lain.
Maka kamu akan bertumbuh sampai serupa dengan Hayat dan Sifat Tuhan Yesus.

semoga mencerahkan.
Grace be with us!

1 comment:

  1. I know what you feel.
    Just like you said some years ago..
    Have Faith in Jesus Christ.

    ReplyDelete